Momentum perayaan Hari Suci Nyepi Caka 1939, hendaknya bisa digunakan
untuk melakukan intropeksi diri dan kilas balik perjalanan hidup termasuk
didalamnya kilas balik bagaimana Keramas Aero Park bisa tetap terbang menembus
batas hingga hari ini.
Hal ini disampaikan oleh Made Abdi Negara di depan seluruh manajemen
dan staf Keramas Aero Park di sela persembahyangan Tilem Kesanga (27/3), yang
dilaksanakan di Padmasana Keramas Aero Park.
Jero Mangku di atas sayap pesawat (foto by tude) |
Perayaan hari su
ci Nyepi yang dilakukan dalam keheningan dan
kekhusyukan merupakan sebuah artikulasi dari kewajiban kita untuk kembali
melihat dalam diri, termasuk melihat bagaimana perjalanan hidup hingga sampai
pada titik atau masa saat ini. “Hal ini penting, selain sebagai momen bersyukur,
melihat kedalam diri dan perjalanan yang telah dilalui akan menjadi modal besar
bagi kita melihat masa depan” paparnya. I Made Abdi Negara bersama Budi Gautama (foto by Ariana) |
Mantan Sekretaris Jenderal Forum Intelektual Muda Hindu Dharma (FIMHD), Mantan Anggota Sabha Walaka Parisada Hindu Dharma Indonesia Propinsi Bali dan Staf Ahli Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) tahun 2009 - 2013 ini mencontohkan, bagaimana orang – orang hebat di dunia, yang selalu memiliki waktu untuk melakukan perenungan mendalam, bukan larut dalam penyesalan apa yang sudah lewat, tapi lebih pada penyadaran diri. “Dalam agama Hindu, Hari Suci Nyepi adalah momen yang tepat untuk itu’ ungkapnya.
From the sky (foto by yuda) |
Persembahyangan yang diikuti seluruh karyawan dan keluarga yang
berjumlah sekitar 50 orang berlangsung dengan lancar. Menurut keterangan Ngurah
Shankarismana, Operation Manager Keramas Aero Park, selain persembahyangan khusus
menyambut Nyepi, persembahyangan ini
sekaligus juga matur piuning pelaksanaan kegiatan Ngembak Geni yakni The Holi
Festival di Keramas Aero Park. “Semoga segala sesuatu bisa berjalan dengan baik
dan lancar”pungkas Ngurah. (Tim Marketing KAP)
Komentar
Posting Komentar